REFERENSI BAHASA PEMBERITAAN
Buat kalian yang mau tau cara menyampaikan bahasa pemberitaan bisa dibaca aja ya, ini tugas kuliah dan ini masih murni tulisan gue, nantti kalau udah dapet saran dan perbaikan sama Dosen bakalan gue upload lagi yaks, bisa dijadikan rferensi
LOMBA
BACA PUISI GUNA MELESTARIKAN KARYA SASTRA INDONESIA
Salah
satu cara guna melestarikan salah satu jenis karya sastra Indonesia yaitu
melaksanakan lomba baca puisi, Pastinya setiap golongan masyarakat pernah
menjadi peserta bahkan turut serta dalam kepanitiaan, baik Golongan kementeri,
golongan pendidik, golongan mahasiswa, dan golongan pelajar. Dengan maksud dan
satu tujuan yaitu untuk melestarikan salah satu jenis karya sastra Indonesia.
Hampir semua masyarakat mengetahui bahwa ada dua jenis pwelombaan, yang
biasanya dilaksanakan, yang pertama, Peserta membacakan puisi hasil ciptaanya
masing-masing dan yang kedua, Peserta membacakan puisi yang telah diciptakan
oleh sastrawan Indonesia.
Kita
patut memberikan apresiasi untuk putra dan putri bangsa Indonesia, karena pada
zaman Milenial seperti ini, ternyata masih banyak generasi muda bangsa
Indonesia yang tetap melestarikan salah satu jenis karya sastra Indonesia,
diantaranya adalah para Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Uiversitas Pasundan Bandung, Tepat pada hari Senin, 23 April 2018
para Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Pasundan Bandung melaksanakan acara Lomba Baca Puisi dari
karya Ajip Rosidi Tingkat SMP dan SMA se Bandung Raya. Lomba tersebut sangat
diminati oleh banyaknya sekolah-sekolah yang mengirimkan peserta, terbukti ada
44 Peserta dari 44 Sekolah jenjang SMP dan SMA. Saat mewawancarai dua orang
Narasumber yang bernama Adelia Fania dan Khoirunissa Azahra, keduanya adalah
peserta dari salah satu SMA Kota Bandung mengatakan, “Kami dari satu sekolah
yang sama, dan kami mengetahui informasi tentang perlombaan ini ya dari Gutu
kami, tujuanya ya untuk nambah pengalaman dan tentunya membanggakan kedua orang
tua, kalau menurut kami si, dalam perlombaan kan menang atau kalah udah biasa.”
Ujar mereka.
Keantusiasan
peserta mengikuti lomba sangat jelas terlihat, baik dari Pelafalan, gesture,
intonasi, mimic muka, penjiwaan, dan kelantangan suara. Hal ini juga membuat
bangga semua orang terhadap penampilan-penampilan mereka yang juga ingin
melestarikan salah satu jenis karya sastra Indonesia.
SEMINAR NASIONAL BERTEMA
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN MODEL PEMBELAJARAN YANG KREATIF DAN INOFATIS
Seminar
Nasional sering dijadikan sebagai referensi dalam pengembangan wawasan serta
ilmu pengetahuan bagi setiap orang, saat ini, pemaparan mengenai materi dari
Seminar Nasional juga ssudah bisa dilakukan secara Online. Tema atau materi yang disampaikan pun sangat berragam, dan
tentunya disesuaikan dengan bidang yang kita minati. Salah satu yang paling
diminati oleh banyak masyarakat adalah Seminar Nasional mngenai Pendidikan.
Tepat
pada hari Selasa, 24 April 2018 Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Pasundan Bandung mengadakan acara Seminar Nasional yang ditujukan
kepada seluruh Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unpas,
Seminar Nasional tersebut bertemakan Pengembangan Bahan Ajar dan Metode
Pembelajaran yang Kreatif dan Inofatif. Seminar tersebut dilaksanakan di Aula
Kampus Unpas, JL. Tamansari No 6-8 Bandung. Dengan pemateri Dr. E. Kosasih
M.Pd, dan Dr. Yuhus Abidin M.Pd. Beliau adalah Penulis dari salah satu buku
pembelajarran bahasa Indonesia dan sebagai Dosen di salah satu Universitas
Negri di kota Bandung.
Seminar
Nasional tersebut menjelaskan mengenai bagaimana cara menjadi pendidik yang
baik dengan tetap mempertahankan kualitas bahan ajar dan metode pembelajaran,
tentunya dengan tetap mengajarkan budaya multiliterasi. Saat mewawancarai salah
satu Narasumber yang bernama M. Fajar Algifari, Peserta sekaligus pengisi
Rampak Kendang saat pembukaan Seminar, Fajar mengatakan, “Seminar ini penting
buat kita, karena kita adalah calon Pendidik, jadi harus belajar dari
sekarang-sekarang, supaya nanti pas ngajar murif kita tidak terlalu kaget.”
Ujar Fajar saat diberikan pertanyaan mengenai apa yang didapatkan dari Seminar
Nasional tersebut.
BAZAR DI FKIP UNPAS MEMBAWA BERKAH
Sebagian
masyarakat yang bekerja dibidang wirausaha atau perdagangan, menjadikan setiap event baik Event kampus, hari besar, dan perayaan ulang tahun kota atau daerah
sebagai saah satu sumber tambahan bagi penghasilan mereka, biasanya saat kita
mengunjungi salah satu event, dan disitu juga kita bisa menemukan sesuatu
yang kita inginkan bisa berupa barang ataupun makanan.
Bersamaan
dengan dilaksanakan Seminar Nasional di Universitas Pasundan Bandung pada hari
Selasa, 24 April 2018, Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia juga
membuka bazar yang berisi tenda-tenda berwarna hijau dengan berbagai kebutuhan
Mahasiswa yang bisa ditemukan, ada makanan, minuman bahkan kosmetik. Salah satu
tujuanya untuk memberikan kesempatan kepada semua yang ingin berpartisipasi
pada kegiatan tersebut.
Menurut
salah satu narasumber yaitu seorang penjual makanan berupa Sosis Bakar
mengatakan “ya saya memang suka jualan di acara-acara kayak gini, dan kita ya
nyewa misalnya per tiga hari gitu, kalau masalah tenda, kita juga bawa
sendiri-sendiri Cuma biasanya ada juga yang harus sewarna, kalau keuntungan ya
paling sama aja si Cuma kalau acara kayak gini rada lumayan gitu.” Ujarnya.
Artinya selain membuka kesempatan kepada semua orang yang ingin berpartisipasi,
para Mahasiswa Unpas juga berharap mudah-mudahan yang berpartisipasi jua
mendapatkan berkah.
KERAMAIAN MENGGELEGAR SAAT MALAM
FESTIVAL
Saat
malam Inagurasi atau malam Festival yang diadakan dikampus, menjadi ajang
kegembiraan bagi para Mahasiswa, setidaknya terlepas dari tugas selama sehari
itulah ungkapan yang biasanya terucap. Yang pasti banyak penampilan yang
menarik, suara alunan music, dan juga keakraban yang terjalinpada setiap
Mahasiswa.
Malam
puncak festival Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, dilaksanakan
pada hari Rabu, 25 April 2018, Ramai sampai menggelegar karena penampilan salah
satu Grup Band yang membawakan lagu Eock, penampilan yang mencekam saat Teater
kebanggaan Unpas, ada juga penamplan yang mengiris hati akibat pembawaan puisi,
dan bertemunya penampilan dari organisasi-organisasi kampus Unpas.
Salah
satu hal yang lucu pasti terjadi pada acara festival, didapatkan dari
Narasumber yang ernama M. Fajar Algifari, anggota grop band bernama Angin Barat
dan beranggotakan enam orang, menampilkan lagu ciptaan mereka dan berdasarkan
tuturan saudara Fajar, bahwa Dia mengatakan, “iya ini lagu ciptaan kami
sendiri, ya dan lagunya emm itu dia gak ada judulnya hehe” Ujarnya. Tidak hanya
itu, menjelang akhir festivalpun masi ramai dan menggelegar dengan penampilan
salah satu grup band menyanyikan tiga lagu dan menariknya adalah kekompakan
penontonya adalah teman sekelas grup band itu, bahkan dijuluki Kholistic.
Komentar