Kisah Dibalik Aku dan Sosok Kunttilanak
Namaku
Fia, dan kisah ini berawal dari ketika aku mengikuti salah satu lomba yang
diadakan di wilayah Cianjur. Aku sangat senang karena aku adalah salah satu
perwakilan dari sekolahku waktu itu, dan memang ada juga teman-temanku yang
lain dan mewakili sekolahku. Aku sangat yakin bahwa kondisi badan dan
kesehatanku waktu itu sangat baik. Menurutku jarak antara Bandung ke Cianjur
tidak terlalu jauh, apalagi kami menggunakan Bus dan pasti akan sangat
menyenangkan.
Setelah
aku sampai disebuah penginapan yang telah disediakan oleh panitia Lomba, dan
saat itu juga Guru pembinaku menjelaskan bahwa kita akan berada disini sekitar
tiga hari dua malam, hari pertama untuk pembukaan dan pemberitahuan tempat
perlombaan, hari kedua adalah pelaksanaan lomba dan hari ketiga penutupan lomba
dan pengumuman lomba.
Saat
aku memasuki kamar dipenginapan itu bersama kedua temanku, kami merasa sangat
nyaman dan ingin cepat-cepat tidur karena besok kami harus menyiapkan diri
dalam perlombaan tersebut. Kebiasaan yang aku lakukan adalah, sebelum tidur aku
akan mencuci muka terlebih dahulu dikamar mandi, ketika aku memasuki kamar
mandi yang ada dipenginapan itu, hatiku sedikit tersentak karena keadaan kamar
mandi yang masih gelap dan lampupun aku nyalakan, dikamar mandi itu ada sebuah
bak mandi yang tidak terlalu besar, ada bak untuk berrendam dan persis
dibelakang pintu kamar mandi itu terdapat cermin yang besar dan berbentuk
kotak. Ketika mataku tak sengaja melirik kearah cermin itu, aku sedikit ngeri
dan agak takut, maka kuputuskan untuk cepat-cepat mencuci mukaku, akhirnya
akupun tertidur dikamar itu bersama kedua temanku.
Keesokan
harinya, kami semua melaksanakan lomba hingga pukul 21.00 malam. Karena memang
tempat perlombaan itu terpisah-pisah sesuai dengan bidangnya, dan kebetulan aku
kebagian tempat yang berada paling jauh, maka aku dan guru pendampingku yang
bernama Ibu Ririn tiba dipenginapan hamper pukul 22.00 malam.
Seperti
biasa, aku selalu mencuci mukaku terlebih dahulu dikamar mandi, karna mungkin
badanku telah lelah seharian, aku ingat bahwa aku sempat melamun dikamar mandi
itu, tapi aku tak menghiraukanya aku langsung saja kembali ke kamar dan
tertidur.
Ini
adalah hari terakhir dan aku akan kembali pulang ke Bandung, tapi entah kenapa
justru aku merasa badan aku berat dan panas dingin, kukira ini hanya masuk
angina saja, nanti kalau sudah minum obat juga sembuh.Sepanjang perjalanan
pulang, aku merasa sangat lemas sekali dan hamper semua perjalanan yang telah
terlewati aku haya diam saja tidak berbicara termasuk pada teman yang duduk
disebelahku.
Sesampainya
dirumah, entah mengapa aku takut melihat kamarku sendiri, ada hawa aneh yang
takbisa aku jelaskan. Badanku masih berasa berat dan panas dingin, namun apa
boleh buat karena besok aku harus kembal masuk sekolah, jadi aku tidak bisa
meminta ijin.
Malam
itu, ketika aku akan tidur dikamarku, aku merasa benar-benar aneh, aku merasa
diawasi oleh seseorang dan aku merasa takut, bahkan saking takutnya aku baru
bisa tidur sekitar pukl 03.00 pagi.
Saat
aku berada disekolah, dan saat bel istirahat telah berbunyi, tiba-tiba Pak Heri
salah satu guru pembina yang ikut mendampingi diacara Lomba kemarin memanggilku,
dan aku menurut untuk dimintanya dating keruang guru. Saat berada diruang guru,
pak Heri langsung berkata padaku “kamu diikuti oleh makhluk penunggu penginapan
di cianjur fi”, sontak aku langsung kaget dan tak percaya namun pak heri
melanjutkan perkataanya “Dia adalah sosok kuntilanak ang menunggu kamar mandi
kamar kamu, emangnya waktu itu kamu melamun?”, “iya pak, waktu itu saya memang
melamun pak, dan semenjak perjalanan pulang badan saya juga berat dan panas
dingin, lantas apa yang harus saya lakukan pak? Saya takut.”. Mendengan
perkataanku barusan, pak heri diam dan mengangguk-anggukkan kepalanya dan
kembali berkata “Caranya kamu hanya diminta untuk mengantarkan dia pulang
ketempatnya”, “emmmm mak maksudnya saya harus ke penginapan itu lagi pak?”.
Setelah aku berbicara panjang lebar dengan pak Heri, maka lusa aku, pak Heri
dan kedua orang tuaku akan kembali ke cianjur, dan sesampainya disana kami
memang diceritakan oleh salah satu penduduk bahwa penginapan itu memang angker
dan sudah beberapa orang dating kembali untuk mengantaran sosok kuntilanak itu.
Komentar